Kamis, 23 Agustus 2012
0 Saling Menasehati Dalam Kebaikan
Tahukah engkau orang yg jernih dan suci jiwanya?
Mereka adalah orang yg ingatan nya semata-mata tertuju kepada Tuhannya Karena senantiasa mengingat Tuhan nya hingga ia lupakan dunia nya.
Bila engkau tenggelam dalam urusan duniawi,bila engkau lipa terhadap akhirat,bila engkau tidak punya rasa malu terhadap Tuhanmu,maka dengarlah nasehat teman mu sesama iman.
Terhadap saudara sesama iman jangan lah bersilang pandang dan berselisih,sebab orang yg beriman tdak menasehati saudara nya seperti halnya menasehati dirinya sendiri,nasehatnya tulus ikhlas demi kebaikan.
Ketahuilah bahwa orang beriman itu suka sekali memberi nasehat yg benar da baik kepada sesama orang beriman,ia pandai membedakan mana yg baik dan mana yg buruk.
Hatinya suci karena Allah menuntun dan membimbing nya,oleh karena nya,setiap kata-kata yg dinasehatkan senantiasa mengandung hikmah teramat dalam.
Sesungguhnya aku (Abdul Qodir) adalah penasehat bagimu,aku tidak membutuhkan balasan kebaikan apapun dari amalanku ini,karna aku menyadari bahwa akhiratku kudapatkan dari Allah.
Aku samasekali tidak mengejar dunia pun,dan aku juga buka menghamba akhirat,tapi ketahuilah,akusenantiasa menghambakan diri hanya kepada Allah,karena Dia adalah dzat yg maha kekal dan abadi.
Wahai sobat…Tinggalkan lah sifat ujubmu dihadapan Allah,sifat ujub ialah merasa besar dan hebat,jangan pula engkauujub terhadap makhlukMu.
Engkau harus menyadari bahwa dirimu mempunyai sifat yg manusiawi,agar sifat manusiawi itu tidakmenguasai dirimu,maka hendaknya engkau merendahkan jiwamu,Ingatlah,sesungguh nya kejadianmu itu hanyalah berasal dari nuthfah,yaitu:campuran yg asalnya dari sulbi ayahmu dan taraib ibumu;air hina dan menjijikan.
Pada akhirnya engkaupun mati menjadi bangkai yg busuk,menjadi santapan cacing-cacing tanah,mengapa engkau harus menyombongkan diri dan merasa diri lebih hebat?
Janganlah sekali-kali menjadi manusia yg rakus dan menghambakan diri kepada nafsu.
Bukankah engkau makhluk Allah yg lemah…?
Engkau hanya melihat orang lain beruntung,maka benarlah ulama berkata ”BARANGSIAPA YG TIDAK MELIHAT ORANG YANG BERUNTUNG,MAKA DIA TIDAK BERUNTUNG”
Engkau melihat orang beruntng tapi sayangnya hanya melihatnya dengan mata kepala saja,bukan dengan mata hati padahal mata hati itu lebih tajam daripada pandangan mata,
hanya dengan bashira,melihat dengan mata hati,engkau akan dapat menemukan hakikat kebenaran.
Sifat rakus merebut duniawi dari tangan orang lain,menjual agama dengan nilai yg sedikit,menukar yg kekal dengan yg fana, ketika imanmu menyusut,maka perbaikilah kehidupanmuhingga engkau benar-benar tidak membutuhkan orang lain.
Apabila iman didada telah sempurna,maka mendekatlah engkau dan serahkan dirimu secara total dengan Allah Azza Wajalla,bebaskan hatimu dari segala duniawi,bebaskan hatimu dari harta benda,dan terhadap apa saja yg telah kamu lihat.
Serahkan apa saja yg ada pada genggamanmu untuk keperluan sanak dan saudara,jadilah engkau sebagai orang yg seakan-akan berhadapan dengan malaikat maut telah mencabut nyawamu,seakan bumi mengaga hendak menelanmu,seperti gelombang dahsyat menyedotmu kedalam lautan dan menenggelamkan nya
Barang siapa yg telah sampai pada kemauan ini pasti hokum sebab akibat tidah berpengaruh,karna keberadaan itu hanya menurut pandangan lahiriyah saja;bukan menurut alam batin.
Jika engkau mampu melepaskan diri dari hempitan duniawi,maka lakukanlah,jika tidak maka bergegaslah mengadu kepada Allah,
Bergantunglah dibawah rahmatNya hingga himpitan duniawi itu longgar bagimu,Sehingga himpitan duniawi itu dapat terlepas dan hatimu menjadi bebas.
Ingatlah sesungguhnya Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu,Masukilah pintuNya,mohonlah kepadaNya agar Dia membersihkan hatimu dari sesuatu yg mengotorinya,Sesudah itu penuhilah hati dengan iman,ma’rifat,ilmu dan berkarya,,
Mohonlah kepadaNya agar engkau mndapatkan keteguhan hati dan ketenangan jiwa untuk ber taqarub,agar Dia menyibukkan organ tubuhmu dengan ketaatan kepadaNya,carilah semua itu dariNya,jangan engkau mencari selain dari padaNya
Ketahuilah bahwa gerakan lisan yg tidak disertai dengan gerakan hati,tidak akan mampu mengantarmu sampai kepada Allah.
Karna sesungguh ya perjalanan yg engkau tempuh adalah perjalanan hati,kedekatanmu dengan NYa juga kedekatan hati,amalan hanyalah berfungsi untuk memelihara tubuhmu dari syare’at,agar tawadhu (Rendah Diri) dalam beribadah.
Barang siapa yg menjadikan lisan nya (lidah nya) sebagai tolak ukur,maka sungguh ia tidak mempunyai ukuran ,Barang siapa menmpakkan amal kebaikannya kepada manusia,maka sesungguh nya ia tidak di anggap beramal.
Oleh sebab itu usahakanlah beramal dengan cara sembunyi-sembunyi,janganlah engkau lakukan dengan terang-terangan,kecuali amalan yg wajib,ini merupakan pondasi,maka tiada guna engkau melakukan ibadah jika pondasi kimananmu tidaklah kokoh.
Dasar amal itu adalah tuhid dan ikhlas.Barang siapa tidak punya tauhid maka dia tidak punya ikhlas,dan ia dianggap tidaklah beramal,oleh karena itu amalan hendaknya dilandasi dengan tauhid dan ikhlas
Selanjutnya letakanlah amalanmu itu dengan kekuatan keimanan ; bukan kekuatan musyirik dan munafik,Orang yang mengesakan Allah adalah orang yang mengangkat kemampuan amalan nya semaksimal mungkin,sedangkan munafik tidak demikian,
Rumah Reyod
Mereka adalah orang yg ingatan nya semata-mata tertuju kepada Tuhannya Karena senantiasa mengingat Tuhan nya hingga ia lupakan dunia nya.
Bila engkau tenggelam dalam urusan duniawi,bila engkau lipa terhadap akhirat,bila engkau tidak punya rasa malu terhadap Tuhanmu,maka dengarlah nasehat teman mu sesama iman.
Terhadap saudara sesama iman jangan lah bersilang pandang dan berselisih,sebab orang yg beriman tdak menasehati saudara nya seperti halnya menasehati dirinya sendiri,nasehatnya tulus ikhlas demi kebaikan.
Ketahuilah bahwa orang beriman itu suka sekali memberi nasehat yg benar da baik kepada sesama orang beriman,ia pandai membedakan mana yg baik dan mana yg buruk.
Hatinya suci karena Allah menuntun dan membimbing nya,oleh karena nya,setiap kata-kata yg dinasehatkan senantiasa mengandung hikmah teramat dalam.
Sesungguhnya aku (Abdul Qodir) adalah penasehat bagimu,aku tidak membutuhkan balasan kebaikan apapun dari amalanku ini,karna aku menyadari bahwa akhiratku kudapatkan dari Allah.
Aku samasekali tidak mengejar dunia pun,dan aku juga buka menghamba akhirat,tapi ketahuilah,akusenantiasa menghambakan diri hanya kepada Allah,karena Dia adalah dzat yg maha kekal dan abadi.
Wahai sobat…Tinggalkan lah sifat ujubmu dihadapan Allah,sifat ujub ialah merasa besar dan hebat,jangan pula engkauujub terhadap makhlukMu.
Engkau harus menyadari bahwa dirimu mempunyai sifat yg manusiawi,agar sifat manusiawi itu tidakmenguasai dirimu,maka hendaknya engkau merendahkan jiwamu,Ingatlah,sesungguh nya kejadianmu itu hanyalah berasal dari nuthfah,yaitu:campuran yg asalnya dari sulbi ayahmu dan taraib ibumu;air hina dan menjijikan.
Pada akhirnya engkaupun mati menjadi bangkai yg busuk,menjadi santapan cacing-cacing tanah,mengapa engkau harus menyombongkan diri dan merasa diri lebih hebat?
Janganlah sekali-kali menjadi manusia yg rakus dan menghambakan diri kepada nafsu.
Bukankah engkau makhluk Allah yg lemah…?
Engkau hanya melihat orang lain beruntung,maka benarlah ulama berkata ”BARANGSIAPA YG TIDAK MELIHAT ORANG YANG BERUNTUNG,MAKA DIA TIDAK BERUNTUNG”
Engkau melihat orang beruntng tapi sayangnya hanya melihatnya dengan mata kepala saja,bukan dengan mata hati padahal mata hati itu lebih tajam daripada pandangan mata,
hanya dengan bashira,melihat dengan mata hati,engkau akan dapat menemukan hakikat kebenaran.
Sifat rakus merebut duniawi dari tangan orang lain,menjual agama dengan nilai yg sedikit,menukar yg kekal dengan yg fana, ketika imanmu menyusut,maka perbaikilah kehidupanmuhingga engkau benar-benar tidak membutuhkan orang lain.
Apabila iman didada telah sempurna,maka mendekatlah engkau dan serahkan dirimu secara total dengan Allah Azza Wajalla,bebaskan hatimu dari segala duniawi,bebaskan hatimu dari harta benda,dan terhadap apa saja yg telah kamu lihat.
Serahkan apa saja yg ada pada genggamanmu untuk keperluan sanak dan saudara,jadilah engkau sebagai orang yg seakan-akan berhadapan dengan malaikat maut telah mencabut nyawamu,seakan bumi mengaga hendak menelanmu,seperti gelombang dahsyat menyedotmu kedalam lautan dan menenggelamkan nya
Barang siapa yg telah sampai pada kemauan ini pasti hokum sebab akibat tidah berpengaruh,karna keberadaan itu hanya menurut pandangan lahiriyah saja;bukan menurut alam batin.
Jika engkau mampu melepaskan diri dari hempitan duniawi,maka lakukanlah,jika tidak maka bergegaslah mengadu kepada Allah,
Bergantunglah dibawah rahmatNya hingga himpitan duniawi itu longgar bagimu,Sehingga himpitan duniawi itu dapat terlepas dan hatimu menjadi bebas.
Ingatlah sesungguhnya Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu,Masukilah pintuNya,mohonlah kepadaNya agar Dia membersihkan hatimu dari sesuatu yg mengotorinya,Sesudah itu penuhilah hati dengan iman,ma’rifat,ilmu dan berkarya,,
Mohonlah kepadaNya agar engkau mndapatkan keteguhan hati dan ketenangan jiwa untuk ber taqarub,agar Dia menyibukkan organ tubuhmu dengan ketaatan kepadaNya,carilah semua itu dariNya,jangan engkau mencari selain dari padaNya
Ketahuilah bahwa gerakan lisan yg tidak disertai dengan gerakan hati,tidak akan mampu mengantarmu sampai kepada Allah.
Karna sesungguh ya perjalanan yg engkau tempuh adalah perjalanan hati,kedekatanmu dengan NYa juga kedekatan hati,amalan hanyalah berfungsi untuk memelihara tubuhmu dari syare’at,agar tawadhu (Rendah Diri) dalam beribadah.
Barang siapa yg menjadikan lisan nya (lidah nya) sebagai tolak ukur,maka sungguh ia tidak mempunyai ukuran ,Barang siapa menmpakkan amal kebaikannya kepada manusia,maka sesungguh nya ia tidak di anggap beramal.
Oleh sebab itu usahakanlah beramal dengan cara sembunyi-sembunyi,janganlah engkau lakukan dengan terang-terangan,kecuali amalan yg wajib,ini merupakan pondasi,maka tiada guna engkau melakukan ibadah jika pondasi kimananmu tidaklah kokoh.
Dasar amal itu adalah tuhid dan ikhlas.Barang siapa tidak punya tauhid maka dia tidak punya ikhlas,dan ia dianggap tidaklah beramal,oleh karena itu amalan hendaknya dilandasi dengan tauhid dan ikhlas
Selanjutnya letakanlah amalanmu itu dengan kekuatan keimanan ; bukan kekuatan musyirik dan munafik,Orang yang mengesakan Allah adalah orang yang mengangkat kemampuan amalan nya semaksimal mungkin,sedangkan munafik tidak demikian,
“YA…ALLAH,,JAUHKANLAH JAUHKANLAH ANTARA KAMI DAN ORANG MUNAFIK MELIPUTI SEGALA PERBUATAN”
Rumah Reyod
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
apa tanggapan anda...?