Senin, 13 Agustus 2012
0 Hakikat Solat
Mungkin banyak orang yang mengerjakan sholat namun apa yg ia dpt pussssss...kosong tak dpt apa2,ya palingan cuman mendapat sanjugan dari orang disekitar MASYA'ALLAH...
Kita selalu bertanya tentang keadaan kita - Umat Islam - mengapa belum meraih kemenangan sebagai khalifah fil ardhi/ khoiru ummah/ ummatan wasathan/ ummatan wahidah. Padahal, di Indonesia, umat Islam terbesar, namun ini hanya besar kuantitas, nyatanya kita masih centang perenang, banyak tapi laksana buih di lautan, terombang-ambing dari berbagai krisis multi dimensi, semestinya kita umat teladan di negeri ini bagi umat lain, bahkan umat di seluruh dunia.
Tak sedikit aktivitas ritual dilakukan tapi hanyalah sebuah rutinitas bukan kualitas ritual, inilah yang menjadi sumber kelemahan kita. Padahal dalam al-Qur’an surat al-Mu’minun : 1-2 telah dijelaskan bahwa “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
Sungguh menanglah atau beruntung orang-orang yang beriman jika khusyuk dalam shalatnya. Perhatikan kata “iman, shalat dan khusyuk”. Ketiganya merupakan syarat untuk meraih kemenangan.
1. Iman
Hanya orang-orag yang beriman yang merindukan ibadah shalat, baginya suara azan adalah nada musikal terindah, azan baginya adalah bukanlah panggilan muazin tapi panggilan Allah SWT, ia sangat mencintai Allah. Kekasih selalu ingin berjumpa kekasihnya dan shalat perjumpaan hamba dengan Sang Khalik. “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya” (QS al-Baqarah: 46)
2. Shalat
Shalat hakekatnya adalah zikir. “ Sunguh Aku ini adalah Allah , tidak ada Tuhan selain Aku , maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku,” (QS Thaha : 14)
Mengingat dan menyebut Allah dari takbir hingga salam, merupakan rangkaian dari aktivitas zikir. Berdiri, rukuk, sujud bersandarkan kepada teladan Rasululah SAW yang memberikan contoh langsung tata cara shalat yang benar.
3. Khusyuk
Khusyuk adalah buah dari menjalankan shalat yang didasari dengan pemahaman dan bukan sekedar membaca saja mulai dari takbir hingga salam. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga mengerti apa yang kamu ucapkan.” (QS an-Nisa: 43)
Sedangkan puncak dari kekhusyukan adalah akhlakul karimah. Imam Ali pernah berkata, “Sungguh orang berdusta di pagi hari tidak akan khusyuk shalat di siang hari.” Betapa hebatnya pengaruh dusta terhadap shalat .
Ringkasnya, shalat yang khusyuk akan melahirkan akhlak mulia, dan akhlak mulia buah dari kekhusyukan dalam bershalat.
sholat dhuha
Setelah amaliah memakmurkan masjid, amaliah harian lainnya yang sebaiknya dilakukan secara rutin adalah shalat dhuha. Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan saat matahari sudah sepenggalah naik. Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada umatnya agar mengerjakan shalat dhuha secara rutin.
Perintah Rasulullah ini ditegaskan berdasarkan hadits dari Abu Hurairah, berkata, "Kekasihku Rasulullah berpesan kepadaku tentang tiga hal: berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan shalat dhuha dua rakaat, dan mengerjakan shalat witir sebelum tidur." (HR Bukhari dan Muslim)
Begitu juga hadis oleh Anas, Rasulullah bersabda, ”Siapa yang mengerjakan shalat dhuha sebanyak dua belas rakaat, Allah akan membangun buat dirinya istana emas di surga." (HR Tirmidzi)
Adapun rahasia dan khasiat shalat dhuha, dapat dipahami dari keterangan dua hadis berikut ini:
Rasulullah bersabda, "Seharusnya setiap tulang badan salah seorang di antara kalian setiap pagi agar bersedekah. Setiap tasbih bernilai sedekah, setiap pujian kepada Allah bernilai sedekah, setiap bacaan tahlil bernilai sedekah, setiap takbir bernilai sedekah, men yuruh agar berbuat baik bernilai sedekah, dan mencegoh orang yang berbuat mungkar bernilai sedekah. Semua itu dapat dimbangi dengan mengerjakan shalat dua rakaat, yaitu shalat dhuha. " (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
Buraidah meriwayatkan sabda Rasulullah, "Pada manusia terdapat tiga ratus enam puluh persendian tulang. Hendaknya setiap persendian itu bersedekah. Orang-orang bertanya, siapa yang dapat mengerjakan seperti itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Ada dahak di masjid, lalu ditimbun dengan tanah, atau ada suatu gangguan yang disingkirkan dari jalan. Bila tidak sanggup, maka dapat diganti dengan shalat dhuha sebanyak dua rakaat. Hal itu meniadai bagimu. " (HR Ahmad dan Abu Daud)
Tentang kedua hadits tersebut, Imam Syaukani berpendapat bahwa hal tersebut menunjukkan keutamaan mengerjakan shalat dhuha dua rakaat. Betapa tingginya nilai shalat ini. Bahkan dua rakaat shalat dhuha dapat menggantikan tiga ratus enam puluh kali bersedekah.
Selaiun itu, shalat dhuha juga bisa membukakan pintu rezeki dan panjang umur. Konon diceritakan menurut sumber yang terpercaya, bahwa ada seorang nenek renta berusia lebih dari 100 tahun. Si nenek masih dalam keadaan sehat. Pendengaran dan penglihatannya masih bagus. Ketika dikonfirmasi tentang salah satu rahasianya, ternyata si nenek rajin puasa sunnah, mengerjakan shalat tahajud dan shalat dhuha secara rutin. Subhanallah.
Kita selalu bertanya tentang keadaan kita - Umat Islam - mengapa belum meraih kemenangan sebagai khalifah fil ardhi/ khoiru ummah/ ummatan wasathan/ ummatan wahidah. Padahal, di Indonesia, umat Islam terbesar, namun ini hanya besar kuantitas, nyatanya kita masih centang perenang, banyak tapi laksana buih di lautan, terombang-ambing dari berbagai krisis multi dimensi, semestinya kita umat teladan di negeri ini bagi umat lain, bahkan umat di seluruh dunia.
Tak sedikit aktivitas ritual dilakukan tapi hanyalah sebuah rutinitas bukan kualitas ritual, inilah yang menjadi sumber kelemahan kita. Padahal dalam al-Qur’an surat al-Mu’minun : 1-2 telah dijelaskan bahwa “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
Sungguh menanglah atau beruntung orang-orang yang beriman jika khusyuk dalam shalatnya. Perhatikan kata “iman, shalat dan khusyuk”. Ketiganya merupakan syarat untuk meraih kemenangan.
1. Iman
Hanya orang-orag yang beriman yang merindukan ibadah shalat, baginya suara azan adalah nada musikal terindah, azan baginya adalah bukanlah panggilan muazin tapi panggilan Allah SWT, ia sangat mencintai Allah. Kekasih selalu ingin berjumpa kekasihnya dan shalat perjumpaan hamba dengan Sang Khalik. “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya” (QS al-Baqarah: 46)
2. Shalat
Shalat hakekatnya adalah zikir. “ Sunguh Aku ini adalah Allah , tidak ada Tuhan selain Aku , maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku,” (QS Thaha : 14)
Mengingat dan menyebut Allah dari takbir hingga salam, merupakan rangkaian dari aktivitas zikir. Berdiri, rukuk, sujud bersandarkan kepada teladan Rasululah SAW yang memberikan contoh langsung tata cara shalat yang benar.
3. Khusyuk
Khusyuk adalah buah dari menjalankan shalat yang didasari dengan pemahaman dan bukan sekedar membaca saja mulai dari takbir hingga salam. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga mengerti apa yang kamu ucapkan.” (QS an-Nisa: 43)
Sedangkan puncak dari kekhusyukan adalah akhlakul karimah. Imam Ali pernah berkata, “Sungguh orang berdusta di pagi hari tidak akan khusyuk shalat di siang hari.” Betapa hebatnya pengaruh dusta terhadap shalat .
Ringkasnya, shalat yang khusyuk akan melahirkan akhlak mulia, dan akhlak mulia buah dari kekhusyukan dalam bershalat.
sholat dhuha
Setelah amaliah memakmurkan masjid, amaliah harian lainnya yang sebaiknya dilakukan secara rutin adalah shalat dhuha. Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan saat matahari sudah sepenggalah naik. Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada umatnya agar mengerjakan shalat dhuha secara rutin.
Perintah Rasulullah ini ditegaskan berdasarkan hadits dari Abu Hurairah, berkata, "Kekasihku Rasulullah berpesan kepadaku tentang tiga hal: berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan shalat dhuha dua rakaat, dan mengerjakan shalat witir sebelum tidur." (HR Bukhari dan Muslim)
Begitu juga hadis oleh Anas, Rasulullah bersabda, ”Siapa yang mengerjakan shalat dhuha sebanyak dua belas rakaat, Allah akan membangun buat dirinya istana emas di surga." (HR Tirmidzi)
Adapun rahasia dan khasiat shalat dhuha, dapat dipahami dari keterangan dua hadis berikut ini:
Rasulullah bersabda, "Seharusnya setiap tulang badan salah seorang di antara kalian setiap pagi agar bersedekah. Setiap tasbih bernilai sedekah, setiap pujian kepada Allah bernilai sedekah, setiap bacaan tahlil bernilai sedekah, setiap takbir bernilai sedekah, men yuruh agar berbuat baik bernilai sedekah, dan mencegoh orang yang berbuat mungkar bernilai sedekah. Semua itu dapat dimbangi dengan mengerjakan shalat dua rakaat, yaitu shalat dhuha. " (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
Buraidah meriwayatkan sabda Rasulullah, "Pada manusia terdapat tiga ratus enam puluh persendian tulang. Hendaknya setiap persendian itu bersedekah. Orang-orang bertanya, siapa yang dapat mengerjakan seperti itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Ada dahak di masjid, lalu ditimbun dengan tanah, atau ada suatu gangguan yang disingkirkan dari jalan. Bila tidak sanggup, maka dapat diganti dengan shalat dhuha sebanyak dua rakaat. Hal itu meniadai bagimu. " (HR Ahmad dan Abu Daud)
Tentang kedua hadits tersebut, Imam Syaukani berpendapat bahwa hal tersebut menunjukkan keutamaan mengerjakan shalat dhuha dua rakaat. Betapa tingginya nilai shalat ini. Bahkan dua rakaat shalat dhuha dapat menggantikan tiga ratus enam puluh kali bersedekah.
Selaiun itu, shalat dhuha juga bisa membukakan pintu rezeki dan panjang umur. Konon diceritakan menurut sumber yang terpercaya, bahwa ada seorang nenek renta berusia lebih dari 100 tahun. Si nenek masih dalam keadaan sehat. Pendengaran dan penglihatannya masih bagus. Ketika dikonfirmasi tentang salah satu rahasianya, ternyata si nenek rajin puasa sunnah, mengerjakan shalat tahajud dan shalat dhuha secara rutin. Subhanallah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
apa tanggapan anda...?